Langkat tak hanya merayakan kemerdekaan dengan bendera dan lagu kebangsaan. Di pelosok-pelosok dusun, semangat 17 Agustus menjelma dalam tawa anak-anak, gotong royong warga, dan aroma masakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Dari sekolah dasar hingga lapangan desa, Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-80 menjadi panggung bagi kebersamaan, kreativitas, dan cinta tanah air yang membumi.
Sekolah Jadi Panggung Nasionalisme
Di Sekolah Dasar (SD) Negeri 056029 Karya Utama, Dusun I, perayaan kemerdekaan berlangsung dua hari penuh semangat. Puluhan siswa dan guru larut dalam lomba jalan santai, tarik tambang, hingga gerakan “Anak Indonesia Hebat”. Kepala sekolah Mislan, S.Pd, menekankan pentingnya memberi ruang ekspresi bagi anak-anak:
“Kami ingin mereka belajar sambil bersenang-senang. Nasionalisme tumbuh dari pengalaman, bukan sekadar teori.” Semangat Mislan.
Kegiatan ini sengaja digelar setelah tanggal 17 Agustus karena padatnya agenda sekolah. Namun semangatnya tak surut. Justru lebih fokus dan mendalam, dengan nilai-nilai empati dan kepedulian sosial yang ditanamkan lewat aktivitas bersama.
Di Dusun III Setia Damai, kemerdekaan dibuka dengan tarian persembahan anak-anak. Lomba-lomba seperti fashion show, balap karung, makan roti, hingga estafet pipet menjadi ajang tawa dan sorak sorai. Tak hanya anak-anak, warga dewasa pun ikut berlomba: tarik tambang, estafet tepung, hingga “naga balon” yang mengundang gelak tawa.
Kepala Dusun Rudi Hartono menyampaikan, “Semangat kemerdekaan ini harus kita kobarkan dalam setiap aspek kehidupan. Mari jadikan momentum ini untuk mempererat persatuan.” Sebut Rudi, penuh semangat.
UMKM Kuliner: Rasa Merdeka di Setiap Gigitan
Masih di Dusun III, UMKM kuliner turut memeriahkan suasana. Dari makanan tradisional hingga kreasi modern, para pelaku usaha lokal menyajikan hidangan terbaik mereka. Suraseh, salah satu pemilik UMKM, mengungkapkan. “Kami ingin memperkenalkan cita rasa lokal sekaligus ikut merayakan kemerdekaan dengan cara kami sendiri.”
Dukungan penuh dari pemerintah dusun membuat UMKM tampil percaya diri. Tempat strategis dan fasilitas memadai menjadi bukti bahwa ekonomi lokal adalah bagian penting dari kemerdekaan yang berkelanjutan.
Merdeka yang Membumi
Di Dusun II Sidomulyo, warga tumpah ruah dalam pesta rakyat. Dari lomba balap sarung, tarik tambang, hingga panjat bambu baling, semua usia terlibat. Jariah, tokoh masyarakat, menyebut kegiatan ini sebagai ajang silaturahmi tahunan.
“Perayaan ini bukan sekadar hiburan, tapi juga cara kami mengenang jasa para pahlawan dan memperkuat semangat gotong royong.” Demikian ungkap Senen, Kepala Dusun II Sidomulyo.
Empat dusun, satu semangat. Dari anak-anak yang menari, warga yang berlomba, hingga UMKM yang menyajikan rasa, semuanya menunjukkan bahwa kemerdekaan bukan hanya milik kota besar. Ia hidup di desa, di sekolah, di dapur, dan di hati setiap warga.
Di Langkat, kemerdekaan bukan seremoni. Ia adalah gerakan bersama—dari bawah, untuk semua. (Irma Yanti | JWD Mekar Makmur)
Suparno
10 Juli 2025 10:40:56
Mantap dan luar biasa...